Senin, 13 Mei 2013

Bahaya Hasad


     Hasad adalah merasa tidak suka dengan nikmat yang telah Allah berikan kepada orang lain. Bukanlah definisi yang tepat untuk hasad adalah mengharapkan hilangnya nikmat Allah dari orang lain, bahkan semata-mata merasa tidak suka dengan nikmat yang Allah berikan kepada orang lain itu sudah terhitung hasad baik diiringi harapan agar nikmat tersebut hilang ataupun sekedar merasa tidak suka. Demikianlah hasil pengkajian yang dilakukan oleh Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah. Beliau menegaskan bahwa definisi hasad adalah merasa tidak suka dengan nikmat yang Allah berikan kepada orang lain.
     Hasad memiliki banyak bahaya di antaranya:
  1. Tidak menyukai apa yang Allah takdirkan. Merasa tidak suka dengan nikmat yang telah Allah berikan      kepada orang lain pada hakikatnya adalah tidak suka dengan apa yang telah Allah takdirkan dan menentang takdir Allah.
  2. Hasad itu akan melahap kebaikan seseorang sebagaimana api melahap kayu bakar yang kering karena biasanya orang yang hasad itu akan melanggar hak-hak orang yang tidak dia sukai dengan menyebutkan kejelekan-kejelekannya, berupaya agar orang lain membencinya, merendahkan martabatnya dll. Ini semua adalah dosa besar yang bisa melahap habis berbagai kebaikan yang ada.
  3. Kesengsaraan yang ada di dalam hati orang yang hasad. Setiap kali dia saksikan tambahan nikmat yang didapatkan oleh orang lain maka dadanya terasa sesak dan bersusah hati. Akan selalu dia awasi orang yang tidak dia sukai dan setiap kali Allah memberi limpahan nikmat kepada orang lain maka dia berduka dan susah hati.
  4. Memiliki sifat hasad adalah menyerupai karakter orang-orang Yahudi. Karena siapa saja yang memiliki ciri khas orang kafir maka dia menjadi bagian dari mereka dalam ciri khas tersebut. Nabi bersabda, “Barang siapa menyerupai sekelompok orang maka dia bagian dari mereka.” (HR Ahmad dan Abu Daud, shahih)
  5. Seberapa pun besar kadar hasad seseorang, tidak mungkin baginya untuk menghilangkan nikmat yang telah Allah karuniakan. Jika telah disadari bahwa itu adalah suatu yang mustahil mengapa masih ada hasad di dalam hati.
  6. Hasad bertolak belakang dengan iman yang sempurna. Nabi bersabda, “Kalian tidak akan beriman hingga menginginkan untuk saudaranya hal-hal yang dia inginkan untuk dirinya sendiri.” (HR Bukhari dan Muslim). Tuntutan hadits di atas adalah merasa tidak suka dengan hilangnya nikmat Allah yang ada pada saudara sesama muslim. Jika engkau tidak merasa susah dengan hilangnya nikmat Allah dari seseorang maka engkau belum menginginkan untuk saudaramu sebagaimana yang kau inginkan untuk dirimu sendiri dan ini bertolak belakang dengan iman yang sempurna.
  7. Hasad adalah penyebab meninggalkan berdoa meminta karunia Allah. Orang yang hasad selalu memikirkan nikmat yang ada pada orang lain sehingga tidak pernah berdoa meminta karunia Allah. “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. an Nisa’: 32) 
  8. Hasad penyebab sikap meremehkan nikmat yang ada. Maksudnya orang yang hasad berpandangan bahwa dirinya tidak diberi nikmat. Orang yang dia dengki-lah yang mendapatkan nikmat yang lebih besar dari pada nikmat yang Allah berikan kepadanya. Pada saat demikian orang tersebut akan meremehkan nikmat yang ada pada dirinya sehingga dia tidak mau menyukuri nikmat tersebut.
  9. Hasad adalah akhlak tercela. Orang yang hasad mengawasi nikmat yang Allah berikan kepada orang-orang di sekelilingnya dan berusaha menjauhkan orang lain dari orang yang tidak sukai tersebut dengan cara merendahkan martabatnya, meremehkan kebaikan yang telah dia lakukan dll.
  10. Ketika hasad timbul umumnya orang yang di dengki itu akan dizalimi sehingga orang yang di dengki itu punya hak di akhirat nanti untuk mengambil kebaikan orang yang dengki kepadanya. Jika kebaikannya sudah habis maka dosa orang yang di dengki akan dikurangi lalu diberikan kepada orang yang dengki. Setelah itu orang yang dengki tersebut akan dicampakkan ke dalam neraka.
Ringkasnya, dengki adalah akhlak yang tercela, meskipun demikian sangat disayangkan hasad ini banyak ditemukan di antara para ulama dan dai serta di antara para pedagang. Orang yang punya profesi yang sama itu umumnya saling dengki. Namun sangat disayangkan di antara para ulama dan para dai itu lebih besar. Padahal sepantasnya dan seharusnya mereka adalah orang-orang yang sangat menjauhi sifat hasad dan manusia yang paling mendekati kesempurnaan dalam masalah akhlak.

Sumber_ Syaikh Muhammad bin Sholih al ‘Utsaimin
Penerjemah: Ustadz Aris Munandar


Rabu, 06 Maret 2013

Sperma!!! Tahukah anda???



Dalam perspektif kesehatan, air mani dipandang sebagai suatu substansi biologis yang dikeluarkan oleh pria untuk membuahi telur-telur dari wanita melalui proses persatuan sperma-telur. Tapi ada beberapa fakta aneh seputar air mani yang belum banyak diketahui. Apa saja?

Secara definisi, cairan semen atau air mani adalah cairan organik, juga dikenal sebagai seminal fluid, yang biasanya mengandung spermatozoa. Secara fisiologis, air mani disekresikan oleh gonad (kelenjar seksual) dan organ seksual lainnya dari pria atau binatang hermaprodit untuk membuahi sel telur wanita.

Teknologi medis selalu menaruh perhatian dalam menentukan, memonitoring dan meningkatkan kualitas air mani. Dan beberapa studi menemukan fakta-fakta aneh yang terjadi pada air mani.

Dilansir dari HealthMad, berikut beberapa fakta aneh seputar air mani:

1. Air mani dapat menyebabkan alergi
Meski jarang, tapi ada beberapa wanita yang alergi terhadap air mani. Secara medis kondisi ini disebut hipersensitivitas plasma mani manusia (seminal plasma hypersensitivity). Gejala yang ditimbulkan tergantung pada kondisi tubuh dan jumlah air mani yang masuk ke tubuh. Gejala umumnya seperti gatal, kemerahan, lepuh, bahkan kadang-kadang menyebabkan kesulitan bernapas.

2. Air mani dipercaya menjadi sumber energi potensial
Dari perspektif sosial budaya, air mani telah dikaitkan dengan sumber energi potensial dalam pengobatan Cina dan teori Chi Kung. Menurut teori Chi Kung, energi dari tubuh dialihkan dan ditransfer ke organ seksual selama gairah seksual. Teori ini menunjukkan bahwa setelah mengeluarkan air mani, energi tertentu dari tubuh manusia juga sedang dirilis. Hal ini menjelaskan mengapa orang merasa lemah setelah melepaskan sperma.

3. Magis dari penggunaan air mani
Dari wilayah Strickland-Bosavi, Papua Nugini, suku Etoro berpendapat bahwa air mani memberikan kematangan seksual di antara kaum muda suku tersebut. Pada praktik masa lalu, kaum muda dari suku tersebut harus minum air mani tetua suku untuk mencapai kematangan seksual.

4. Rasa air mani tergantung dari makanan yang dimakan pria
Rasa air mani bervariasi tergantung makanan yang dikonsumsi, kebersihan dan faktor eksternal lainnya. Menurut Bodansky dalam bukunya yang berjudul To Bed or Not to Bed (2005), beberapa wanita menyukai rasa air mani tapi yang lain tidak demikian. Sebagai contoh, kafein dan daging merah membuat rasa air mani asam atau pahit.

5. Air mani sebagai obat anti depresi wanita
Hal ini tidak terlalu mengejutkan, karena air mani mengandung beberapa hormon yang mengubah suasana hati, seperti testosteron, estrogen, hormon perangsang folikel, hormon luteinizing, prolaktin dan beberapa prostaglandin yang berbeda. Beberapa telah terdeteksi dalam darah wanita sejam setelah terkena air mani.

6. Air mani adalah nutrisi
Hasil penelitian Johnson dan Everitt dalam bukunya Essential Reproduction (2000) mengungkapkan bahwa air mani berisi kandungan gizi yang tinggi. Dalam ejakulasi khas (kira-kira satu sendok teh), air mani sudah mengandung 150 mg protein, 11 mg karbohidrat, 6 mg lemak, 3 mg kolesterol, 7 persen US AKG kalium, tembaga dan seng.

7. Air mani tidak akan pernah habis
Hal ini sangat dibenarkan, karena menurut para ahli pria hanya memerlukan waktu minimal 15 menit untuk menambah jumlah air mani setelah ejakulasi.
sumber: fenz-capri.blogspot.com

Solusi


Ada pepatah yang mengatakan bahwa "Barangsiapa yang menyelesaikan suatu urusan, maka dia yang akan mengaturnya". Setelah direnungkan, ternyata benar adanya walaupun tak seratus persen kebenarannya.

Tahun 1945, diakhir Perang Dunia ke-2 Jepang di bom atom oleh Sekutu, setelah sebelumnya hampir tige setengah tahun menjajah negeri kita, dan di tahun yang sama negara kita menyatakan diri sebagai negara merdeka. Kini, telah 56 tahun berlalu, kita saksikan para remaja kita sudah biasa mengendarai mobil dan wara-wiri menggenggam handphone. Bedanya, bangsa kita baru dalam tahap memakai sedangkan orang Jepang sudah menjadi ahli dalam membuat handphone atau mobil serta menguasai dunia dengan produk-produknya. Sungguh mengherankan. Waktunya sama, dan bahkan sumber daya alam kita jauh lebih melimpah. Semua ini patut kita renungkan dalam-dalam, terutama kita sebagai umat Islam yang merupakan mayoritas di negeri ini.

Mungkin kita dengan mudah dan ringan akan mengatakan, apalah artinya semua itu jikalau mereka kafirin, mereka itu hina, calon ahli neraka. Itu kata-kata standar yang sering kita lontarkan untuk menunjukkan keutamaan kita selaku umat Islam. Namun, apakah tindakan tersebut menyelesaikan masalah? Seorang Psikolog menyatakan bahwa kebiasaan mencela dan menghina orang lain adalah salah satu pencerminan dari rasa minder karena tak sanggup menandingi sehingga kompensasinya adalah mencaci.

Lebih dari itu, ternyata mau tidak mau kita harus menggunakan banyak produk kaum yang kita hina, bahkan aktifis kekhalifahan, dakwah, dan sebagian kegiatan ibadah kita nyaris kurang efektif tanpa didukung sarana buatan mereka. Dana kita tersedot tanpa berdaya untuk mencegahnya karena memang kita membutuhkannya. Mereka banyak mengatur kehidupan duniawi kita karena mereka terus menemukan solusi untuk kebutuhan hidup di zaman peradaban kini, mulai dari peringkat sandang, papan, teknologi transportasi, keamanan, dan berbagai macam lainnya yang tidak bisa dipungkiri mamfaatnya.

Jikalau kita melihat posisi umat dalam mengatur negeri ini teramat kurang, maka pertanyaan yang harus kita tanyakan pada diri kita sendiri adalah solusi apa yang bisa jelas-jelas kita berikan dan terbukti dirasakan mamfaatnya oleh masyarakat. Selain menjanjikan keselamatan akhirat untuk yang beriman dan beramal shalih, selain dongkol, marah, melecehkan, mencaci mereka yang kita anggap tidak Islami, jangan-jangan energi, pikiran, dan waktu produktif kita terbuang habis oleh kebiasaan mencaci dan mengumbar kebencian. Dan semua itu bersifat reaktif tanpa strategi yang jitu.

Kita benci dengan acara TV, lagu-lagu, film, sinetron, iklan, dan lain-lain yang berbau maksiat. Namun, solusi riil yang kita lakukan yang membuat umat terutama saudara kita yang awam terpuaskan dahaga hiburannya dengan nilai yang mulia. Selain berdakwah kepada mereka, pernahkah kita berupaya membuat film, sinetron, atau lagu bermutu, lalu membuat sarananya berupa radio, TV, atau PH (Production House, red) yang dikelola secara profesional yang sanggup bertarung dalam kompetisi nyata. Atau minimal, pernahkah kita mendukung orang atau organisai yang berupaya memberi solusi denganm dukungan moral atau material.

Kita sangat tidak suka dengan adanya kemaksiatan, diskotik, panti pijat yang penuh kemaksiatan, perjudian, atau aneka jenis bentuk kemaksiatan lainnya yang ada disekitar kita. Akan tetapi, pernahkah kita berupaya mendakwahi mereka secara bijak, sistematis, dan sungguh-sungguh untuk membatu mereka menemukan arti hidup, menyadarkannya, lalu berupaya mencarikan alternatif lapangan pekerjaan, atau lahan untuk mencari nafkah yang halal atau baru? Bukan malah menganggap mereka sebagai sampah masyarakat yang harus diberantas dan dihancurkan.

Bisa saja kita mengatakan, urusan lapangan kerja adalah urusan pemerintah, bukan urusan kita, justru bisa jadi, alasan itulah yang bisa membuat kita tak melangkah jauh untuk mencari solusi. Bisa jadi, bahasan di atas terlalu besar untuk ukuran kita. Marilah kita lihat solusi yang bisa kita berikan terhadap lingkungan terdekat kita. Jika kita di dalam keluarga, jadilah solusi jangan jadi benalu. Kita harus terlatih menjadi bagian dari penyelesai masalah, bukan penambah masalah.

Begitu pun dengan masyarakat sekitar, dengan rajinnya para remaja masjid membersihkan lingkungannya, menjaga keamanan, menjadi tim pemadam kebakaran, membuat lahan wirausaha yang nyata, bersikap sopan santun yang menyenangkan, rajin, serta aktifnya dalam hiburan dan olahraga dengan memberi suri tauladan akhlak serta nilai-nilai Islami, penggalangan dana dengan profesional dan pemberian modal bergulir, terlibat dengan pembangunan rumah tetangga yang fakir dan tindakan realistis lainnya yang menjadi solusi. Insya Allah remaja masjid tersebut akan disegani, dihormati, dan diakui keberadaannya. Kalau sudah seperti ini, Insya Allah pendapat, saran, dan dakwahnya akan sangat didengar sehingga bisa menentukan kebijakan di lingkungannya.

Tampaknya, jikalau umat Islam berpikir sangat keras dan mengerahkan segala daya upaya untuk menjadi solusi nyata dalam level manapun yang sesuai dengan kesanggupan maksimalnya masing-masing, akan jauh lebih dirasakan kehebatan Islam, kesuksesan Islam, dan akan menumbuhkan keyakinan bahwa Islam memang solusi. Solusi yang memang selalu dicari dan dirindukan.

Begitupun seluruh rakyat dan negara ini akan sangat merindukan Islam apabila memang kita bisa memberikan solusi yang bisa dibuktikan dan dirasakan mamfaatnya secara nyata. Tentu saja akhirnya akan bisa menimbulkan kepercayaan terhadap kebenaran Islam dan mengikuti serta membelanya. Sebagaimana Allah berfirman, "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS. Al A'raf : 96).

Saudara-saudaraku, marilah kita hemat energi kita dari tindakan apapun yang akan menguras kemampuan kita. Sehebat apapun janji yang kita ucapkan, tetap saja, masyarakat menanti bukti bahwa Islam benar-benar solusi bagi bangsa kita ini.

Ada baiknya kita melirik diri kita kembali, apakah diri kita ini bagian dari penyelesai masalah, atau diri kitalah yang bermasalah, atau justru diri kitalah penambah masalah?***

phox: 29 mei 2011


Teman yang bsa diajak berbicara dan bersenang-senang, seperti yang aku impikan selama ini. Kita bisa ngobrol tentang buku dan politik dan melakukan aksi vandal di malam hari. Bersedia???
 Hey, aku tidak bisa berhenti menjambak rambutku sendiri. Brengsek!!!?
Tuhan Yang Maha Kuasa, cintai aku, aku, aku, kita bisa melakukan masa percobaan dulu, please…! Aku Cuma butuh teman, orang-orang dan alasan untuk tersenyum. Aku tidak akan menghalangimu..
Ah sial… sial.. tolong.. ada orang gak sih di sana??? Siapapun.. Tuhan tolong, tolong aku. Aku ingin diterima, aku harus diterima. Aku akan selalu mengikuti syaratMu, aku lelah menangis dan bermimpi, aku sangat kesepian.
Ada orang gak sih??? Tolong aku, TOLONG AKU…!!! (phox: 29 mei 2011)

Menikmati Kritik dan Celaan


Kejernihan dan kekotoran hati seseorang akan tampak jelas tatkala dirinya ditimpa kritik, celaan, atau penghinaan orang lain. Bagi orang yang lemah akal dan imannya, niscaya akan mudah goyah dan resah. Ia akan sibuk menganiaya diri sendiri dengan memboroskan waktu untuk memikirkan kemungkinan melakukan pembalasan. Mungkin dengan cara-cara mengorek-ngorek pula aib lawannya tersebut atau mencari dalih-dalih untuk membela diri, yang ternyata ujung dari perbuatannya tersebut hanya akan membuat dirinya semakin tenggelam dalam kesengsaraan batin dan kegelisahan.

Persis seperti orang yang sedang duduk di sebuah kursi sementara di bawahnya ada seekor ular berbisa yang siap mematuk kakinya. Tiba-tiba datang beberapa orang yang memberitahukan bahaya yang mengancam dirinya itu. Yang seorang menyampaikannya dengan cara halus, sedangkan yang lainnya dengan cara kasar. Namun, apa yang terjadi? Setelah ia mendengar pemberitahuan itu, diambilnya sebuah pemukul, lalu dipukulkannya, bukan kepada ular namun kepada orang-orang yang memberitahukan adanya bahaya tersebut.

Lain halnya dengan orang yang memiliki kejernihan hati dan ketinggian akhlak. Ketika datang badai kritik, celaan, serta penghinaan seberat atau sedahsyat apapun, dia tetap tegar, tak goyah sedikit pun. Malah ia justru dapat menikmati karena yakin betul bahwa semua musibah yang menimpanya tersebut semata-mata terjadi dengan seijin Allah Azza wa Jalla.

Allah tahu persis segala aib dan cela hamba-Nya dan Dia berkenan memberitahunya dengan cara apa saja dan melalui apa saja yang dikehendaki-Nya. Terkadang terbentuk nasehat yang halus, adakalanya lewat obrolan dan guyonan seorang teman, bahkan tak jarang berupa cacian teramat pedas dan menyakitkan. Ia pun bisa muncul melalui lisan seorang guru, ulama, orang tua, sahabat, adik, musuh, atau siapa saja. Terserah Allah.

Jadi, kenapa kita harus merepotkan diri membalas orang-orang yang menjadi jalan keuntungan bagi kita? Padahal seharusnya kita bersyukur dengan sebesar-besar syukur karena tanpa kita bayar atau kita gaji mereka sudi meluangkan waktu memberitahu segala kejelekkan dan aib yang mengancam amal-amal shaleh kita di akhirat kelak.

Karenanya, jangan aneh jika kita saksikan orang-orang mulia dan ulama yang shaleh ketika dihina dan dicaci, sama sekali tidak menunjukkan perasaan sakit hati dan keresahan. Sebaliknya, mereka malahan bersikap penuh dengan kemuliaan, memaafkan dan bahkan mengirimkan hadiah sebagai tanda terima kasih atas pemberitahuan ihwal aib yang justru tidak sempat terlihat oleh dirinya sendiri, tetapi dengan penuh kesungguhan telah disampaikan oleh orang-orang yang tidak menyukainya.

Sahabat, bagi kita yang berlumur dosa ini, haruslah senantiasa waspada terhadap pemberitahuan dari Allah yang setiap saat bisa datang dengan berbagai bentuk.

Ketahuilah, ada tiga bentuk sikap orang yang menyampaikan kritik. Pertama, kritiknya benar dan caranya pun benar. Kedua, kritiknya benar, tetapi caranya menyakitkan. Dan ketiga, kritiknya tidak benar dan caranya pun menyakitkan.

Bentuk kritik yang manapun datang kepada kita, semuanya menguntungkan. Sama sekali tidak menjatuhkan kemuliaan kita dihadapan siapapun, sekiranya sikap kita dalam menghadapinya penuh dengan kemuliaan sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Karena, sesungguhnya kemuliaan dan keridhaan-Nyalah yang menjadi penentu itu.

Allah SWT berfirman, "Dan janganlah engkau berduka cita karena perkataan mereka. Sesungguhnya kekuatan itu bagi Allah semuanya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Yunus [10] : 65)

Ingatlah, walaupun bergabung jin dan manusia menghina kita, kalau Allah menghendaki kemuliaan kepada diri kita, maka tidak akan membuat diri kita menjadi jatuh ke lembah kehinaan. Apalah artinya kekuatan sang mahluk dibandingkan Khalik-nya? Manusia memang sering lupa bahwa qudrah dan iradah Allah itu berada di atas segalanya. Sehingga menjadi sombong dan takabur, seakan-akan dunia dan isinya ini berada dalam genggaman tangannya. Naudzubillaah!!!

Padahal, Allah Azza wa Jalla telah berfirman, "Katakanlah, Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan. Engkau berikan kerajaan kepada orang Kau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Kau kehendaki. Engkau muliakan yang Kau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Kau Kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS. Ali Imran [3] : 26)***

Secuil Tips Menyikapi Hidup

Ketika kesulitan hidup itu datang, hati berubah gundah, kesana-kemari seolah mencari sesuatu yang hilang. Tekanan darah naik, darah pun mengalir tak beraturan, menekan keras ke otak hingga membuatnya panas, lalu mengendap di dada menekan paru-paru hingga nafas terasa berat, detak jantung tidak menentu, dada berdebar-debar menekan balik darah. Sementara itu keringat dingin pun membeku, dan sekujur tubuh terasa pegal. Emosi kian memuncak, dengan sorotan mata yang tajam dan pikiran berputar-putar mengitari tumpukan segala kegundahan.

Setiap orang pasti pernah mengalami saat-saat sulit dalam menjalani kehidupannya. Kadang kesulitan itu memang membuat seseorang frustasi, bingung, stres, panik, putus asa dan sikap negatif lainnya. Namun hal ini hanya terjadi pada kebanyakan orang yang hidupnya jauh dari tuntunan Al-Qur`an. Jauhnya mereka dari tuntunan Al Qur'an menyebabkan mereka gampang gelisah, tegang, dan marah. Mereka menjalani kehidupan ini dengan beban masalah dan tekanan batin yang luar biasa beratnya, sehingga menjauhkan mereka dari kebahagiaan hidup.

Seorang mukmin tentu berbeda dalam menyikapi berbagai kesulitan hidup yang dihadapinya.Mereka memahami bahwa kesulitan atau ujian diberikan oleh Allah dalam rangka menguji hamba-Nya. Dan mereka tahu bahwa kesulitan itu dibuat untuk membedakan antara mereka yang benar-benar beriman dan mereka yang memiliki penyakit di hatinya, yaitu mereka yang tidak tulus dalam meyakini keimanan mereka. Karena itu, ujian atau kesulitan yang hadir dalam kehidupan kita akan menunjukkan siapakah kita sebenarnya.  Allah menjelaskan melalui firman-Nya, bahwa Dia akan menguji manusia untuk melihat siapakah yang benar-benar beriman.

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar." (Ali Imran: 142)

"Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin)...."(al-Baqarah: 179)

Ketika membaca terjemahan ayat tersebut, hendaknya semakin menambah kesadaran kita bahwa kehidupan ini memang dipenuhi dengan aneka masalah dan berbagai kesulitan. Karena dunia ini merupakan Darut Taklif, maksudnya adalah tempat pembebanan. Tidak ada seorang pun yang terbebas dari masalah selama mereka hidup di dunia. Dan sungguh merugi orang yang larut dalam kesedihan, kesedihan yang panjang justru akan semakin menyulitkan diri dalam menghadapi masalah. Hanya dengan keberanian untuk bangkit dan bersabar, kesulitan itu akan terasa mudah. Berbahagialah orang yang mampu bersabar dalam menghadapi setiap kesulitan hidup, karena Allah beserta orang-orang yang sabar.

Sesal


Orang mencoba obat iblis, ganja (walau sedikit saja), mereka banyak buang-buang waktu, saling bunuh, punya skandal dan menganiaya orang…. Bagiku itu adalah kesenangan yang terlalu hebat dan terlalu berlebihan.
Setiap kali pulang, rasanya seperti mengalami de javu yang selalu membuatku merinding, sangat tertekan, penuh kebencian dan kemarahan yang tidak akan hilang selama bertahun-tahun. Kotak-kotak yang berisi sampul kaset dari band rock, metal dan gambar-gambar daun marijuana yang bertuliskan “ini yang kamu perlu” atau “bersenang-senanglah” dan gambar-gambar wanita-wanita sexy.
Aku melihat sekelilingku dan menemukan poster-poster Nirvana yang sudah berlubang dan sobek tertempel di dinding dan karpet lusuh yang sering terkena muntahan…
Aku melihat sekelilingku dan menemukan semua barang busuk itu, dan yang paling jelas menunjukkan masa remajaku yang hancur adalah, setiap kali aku masuk kamar dan menyentuh tembok kamarku, aku merasakan sisa asap ganja dan rokok yang terasa lengket.
Tapi aku mengerti semua intinya, ganja itu menyebalkan, Aku tau jelas dari pengalamanku sendiri karna pada saat aku mengalaminya aku menjadi sangat lemas seperti roti basi yang terkena air. Aku berfikir itu menjadi masalah bagi orangtuaku dan aku.


Nirvana - You Know You're Right


Nirvana - Breed (Live At The Paramount/1991)


Nirvana - The Man Who Sold The World